JAKARTA - Kerak telor yang merupakan kuliner khasBetawi, bisa Anda jumpai di banyak sudut Kota Jakarta terutama kawasan yang bernilai historis. Seperti Kota Tua, Situ Babakan, Kemayoran, dan tentunya pada acara tahunan Jakarta Fair.
JJ Rizal, sejarawan dan budayawan Betawi mengatakan bahwa di balik rasa kerak telor yang gurih tersebut, ada akulturasi budaya yang tercipta dari bahan-bahannya.
"Dari kerak telor itu kita bisa liat akulturasi budaya Betawi yang berasal dari dua sumbu yang berbeda," ujar JJ saat ditemui di paviliun Mahakarya Indonesia, Jakarta Fair 2017.
Beras ketan yang menjadi bahan dasarnya merupakan panganan pokok masyarakat pedalaman, atau perkebunan di Jakarta. Dahulu terletak di kawasan Bekasi - Karawang dan sekitarnya.
"Bekasi - Karawang di tahun 1940 itu masih sering panen padi, makanya beras ketan jadi komoditi di sana," ujarnya.
Sedangkan serundeng yang gurih, karena terbuat dari kelapa, merupakan bahan kuliner masyarakat pesisir. Rekat kaitannya dengan "Sunda Kalapa".
Belum lagi batok kelapa yang menjadi bahan bakar wajib memasak kerak telor. Batok kelapa sendiri dipakai untuk menghasilkan kerak yang nikmat dan wangi.
"Jadi ada pertemuan dua arus kebudayaan besar dalam satu produk kebudayaan kuliner Betawi ini. Keduanya memang termasuk asal masyarakat Betawi," ungkap JJ Rizal.
Sumber : kompas.com
Penulis : Muhammad Irzal Adiakurnia
30 Juni 2019
PRESS RELEASE JAKARTA FAIR KEMAYORAN 2019
30 Juni 2019
PRESS RELEASE JAKARTA FAIR KEMAYORAN 2019
29 Juni 2019
PRESS RELEASE JAKARTA FAIR KEMAYORAN 2019